Bergegas Menyiapkan Peluncuran Program Citra Indonesia
By Admin
nusakini.com - Menindaklanjuti arahan Presiden soal tindak lanjut Program Citra Indonesia (Nation Branding Indonesia), Kantor Staf Presiden menggelar pertemuan dengan kementerian dan lembaga terkait ikhwal finalisasi logo serta persiapan soft launching Nation Branding pada ajang Europhalia, Rabu (30/8/2017).
Menurut Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, ada 3 hal yang perlu segera dilakukan dalam menyongsong peluncuran Nation Branding ini. Yakni, sebuah payung hukum untuk menaungi program ini. Kemudian penentuan logo dan adanya satu pesan yang seragam. “Saya juga mengingatkan soal anggaran yang masih menyebar,” ungkapnya.
Jika logo dan pesan sudah ditetapkan, maka sosialisasi bisa segera dilakukan, termasuk ke daerah-daerah. Apalagi tahun 2018 ada banyak acara internasional yang digelar seperti Asian Games. Ajang-ajang tersebut harus dimanfaatkan, bukan hanya untuk meningkatkan Nation Branding, namun juga kunjungan wisata, perdagangan, dan investasi.
Sementara itu Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf menyatakan perlunya untuk menyetujui identitas yang baru sebagai bahan campaign Nation Branding. Untuk itu kementerian, lembaga, instansi harus taat, sehingga perlu manual sebagai pedoman.
Dalam hal peluncuran Nation Branding, Triawan Munaf berharap, Presiden sendirilah yang meluncurkan, agar gaungnya kuat. Sebaiknya kampanye juga dilakukan oleh satu pihak saja.
Staf Khusus Presiden Johan Budi S.P., mengingatkan pentingnya Perpres untuk memperjelas pekerjaan tim. Penting juga disadari bahwa tidak hanya berhenti pada Nation Branding semata, namun juga harus dikaitkan dengan peningkatan kinerja ekonomi.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas T Lembong mengingatkan, jika logo sudah disepakati agar semua pihak disiplin dalam penggunaaan logo. Tidak lagi memakai logo dan pesan yang berbeda-beda seperti sekarang ini.
Menteri Pariwisata Arief Yahya, menggarisbawahi pembuatan Perpres ini bisa menjadi landasan yang baik. Karena akan terlihat hal-hal apa saja yang termaktub di dalamnya. Kemudian siapa melakukan apa. “Konteks dan kontennya akan lebih jelas. India, United Kingdom, dan Meksiko bisa dipakai sebagai model yang berhasil meningkatkan Nation Branding,” ungkap Arief Yahya.
Peluncuran logo dan pesan dalam Nation Branding ini pada akhirnya harus menjadi pembuktian bahwa logo dan pesan tersebut bukan sekadar jargon, namun benar-benar memperlihatkan bahwa Indonesia memang pantas sebagai daerah tujuan wisata, perdagangan, dan investasi. Untuk itu sektor-sektor pendukung pariwisata seperti imigrasi.
Sebuah pekerjaan berat namun mulia yang butuh dukungan seluruh instansi dan masyarakat.(p/ma)